Diwali – Festival lampu

Deepawali atau Diwali tentu saja merupakan festival terbesar umat Hindu. Ini adalah festival cahaya (deep = cahaya dan avali = deretan yaitu deretan lampu) yang ditandai dengan perayaan empat hari, yang secara harfiah menerangi negara dengan kecemerlangannya dan mempesona semua orang dengan kegembiraannya. Masing-masing dari empat hari festival Diwali dipisahkan oleh tradisi yang berbeda, namun yang tetap benar dan konstan adalah perayaan kehidupan, kenikmatan dan kebaikannya gelartoto.

Asal Usul Diwali

Secara historis, asal mula Diwali dapat ditelusuri kembali ke India kuno, ketika itu mungkin merupakan masa panen yang penting. Namun, ada berbagai legenda yang menyebutkan asal muasal Diwali. Ada yang meyakini hari itu adalah perayaan pernikahan Lakshmi dengan Dewa Wisnu. Sedangkan di Bengal festival ini didedikasikan untuk pemujaan terhadap Ibu Kali, dewi kekuatan. Dewa Ganesha, Dewa berkepala gajah, simbol keberuntungan dan kebijaksanaan, juga dipuja di sebagian besar rumah umat Hindu pada hari ini. Dalam Jainisme, Deepawali memiliki arti tambahan pada peristiwa besar Dewa Mahavira yang mencapai kebahagiaan abadi nirwana. Diwali juga memperingati kembalinya Dewa Rama bersama Sita dan Lakshman dari pengasingannya selama empat belas tahun dan menaklukkan raja iblis Rahwana. Dalam perayaan gembira atas kembalinya raja mereka, penduduk Ayodhya, Ibukota Rama, menerangi kerajaan dengan diyas tanah (lampu minyak) dan memecahkan kerupuk.

Empat Hari Ini

Setiap hari Diwali memiliki kisah, legenda, dan mitos tersendiri untuk diceritakan. Hari pertama festival Naraka Chaturdasi menandai penaklukan iblis Naraka oleh Lord Krishna dan istrinya Satyabhama. Amavasya, hari kedua Deepawali, menandai pemujaan terhadap Lakshmi, dewi kekayaan dalam suasana hatinya yang paling baik hati, memenuhi keinginan para pemujanya. Amavasya juga menceritakan kisah Dewa Wisnu, yang dalam inkarnasi kerdilnya mengalahkan tiran Bali, dan membuangnya ke neraka. Bali diizinkan kembali ke bumi setahun sekali, menyalakan jutaan lampu untuk menghilangkan kegelapan dan kebodohan, serta menyebarkan pancaran cinta dan kebijaksanaan. Pada hari ketiga Deepawali — Kartika Shudda Padyami, Bali keluar dari neraka dan memerintah bumi sesuai dengan anugerah yang diberikan oleh Dewa Wisnu. Hari keempat disebut sebagai Yama Dvitiya (juga disebut Bhai Dooj) dan pada hari ini para saudari mengundang saudara laki-laki mereka ke rumah mereka.

Pentingnya Lampu & Petasan

Semua ritual sederhana Diwali memiliki makna dan cerita tersendiri. Penerangan rumah dengan lampu dan langit dengan petasan merupakan wujud penghormatan kepada langit atas tercapainya kesehatan, kekayaan, ilmu pengetahuan, kedamaian dan kesejahteraan. Menurut salah satu kepercayaan, suara petasan merupakan indikasi kegembiraan masyarakat yang hidup di bumi, menyadarkan para dewa akan keadaan mereka yang berkelimpahan. Alasan lain yang mungkin memiliki dasar yang lebih ilmiah: asap yang dihasilkan oleh kerupuk membunuh banyak serangga dan nyamuk, yang banyak ditemukan setelah hujan.

Tradisi Perjudian

Tradisi berjudi di Deepawali juga memiliki legenda di baliknya. Dipercaya bahwa pada hari ini, Dewi Parvati bermain dadu dengan suaminya Dewa Siwa, dan dia menetapkan bahwa siapa pun yang berjudi pada malam Diwali akan sejahtera sepanjang tahun berikutnya.

Dari Kegelapan Menuju Terang…

Dalam setiap legenda, mitos dan kisah Deepawali terdapat makna kemenangan kebaikan atas kejahatan; dan dengan setiap Deepawali dan cahaya yang menerangi rumah dan hati kita, kebenaran sederhana ini menemukan alasan dan harapan baru. Dari kegelapan menuju terang – terang yang memberdayakan kita untuk berkomitmen pada perbuatan baik, yang membawa kita lebih dekat kepada keilahian. Selama Diwali, lampu menerangi setiap sudut India dan aroma dupa menggantung di udara, bercampur dengan suara petasan, kegembiraan, kebersamaan dan harapan. Di luar India, Diwali lebih dari sekadar festival Hindu; ini adalah perayaan identitas Asia Selatan. Jika Anda jauh dari pemandangan dan suara Diwali, nyalakan diya, duduk dengan tenang, tutup mata, tarik indra, konsentrasi pada cahaya tertinggi ini dan terangi jiwa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *